Liputan6.com, Solo: Bom bunuh diri yang meledak di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, diduga tidak menggunakan pengatur waktu. Hal ini dikarenakan polisi justru menemukan sakelar di antara barang bukti di sekitar lokasi kejadian. Kabid Humas Polda Jateng Kombes Djihartono mengungkapkan, pelaku diduga memicu ledakan dengan menekan sakelar yang terhubung pada bahan peledak. Bahan peledak itu sudah melekat di tubuhnya. Benar-benar ide yang baik untuk menyelidiki sedikit lebih dalam subjek
bejubel market place terbaik indonesia. Apa yang Anda pelajari dapat memberikan kepercayaan diri yang Anda butuhkan untuk usaha di daerah baru.
Dugaan tersebut mengemuka karena di antara barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara, polisi tak menemukan alat pengatur waktu atau telepon genggam. Melainkan sebuah sakelar. Dengan sakelar tersebut, pelaku dapat bebas menentukan sendiri kapan bom akan meledak. Ledakan bom bunuh diri terjadi hari Minggu sekitar pukul 10 pagi. Saat itu para jemaat gereja baru menjalani kebaktian. Pelaku yang berdiri di pintu masuk gereja langsung terkapar dan tewas seketika. Sedikitnya 24 korban luka dilarikan ke rumah sakit. 14 di antaranya harus menjalani rawat inap karena luka parah.(ULF)
Dugaan tersebut mengemuka karena di antara barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara, polisi tak menemukan alat pengatur waktu atau telepon genggam. Melainkan sebuah sakelar. Dengan sakelar tersebut, pelaku dapat bebas menentukan sendiri kapan bom akan meledak. Ledakan bom bunuh diri terjadi hari Minggu sekitar pukul 10 pagi. Saat itu para jemaat gereja baru menjalani kebaktian. Pelaku yang berdiri di pintu masuk gereja langsung terkapar dan tewas seketika. Sedikitnya 24 korban luka dilarikan ke rumah sakit. 14 di antaranya harus menjalani rawat inap karena luka parah.(ULF)
No comments:
Post a Comment